![]() |
Poster Aksi Nyata |
Indonesia merupakan negara yang mempunyai ragam kebudayaan, sehingga sudah pasti beragam pula cara pandang dari segi pendidikan, yang hanya bisa ditarik garis lurus secara nasional yaitu, persatuan dan kesatuan.
Dalam hal untuk menentukan pendidikan apa yang cocok di daerah masing-masing maka kita perlu berkolaborasi untuk menyesuaikan taraf dan tingkat pendidikan yang akan dicapai oleh peserta didik yang ada di setiap daerah.
Terlepas dari berbagai kebudayaan yang ada di Indonesia dampak secara global yang mempengaruhi Era dan perkembangan zaman, juga turut Kita sesuaikan dengan melakukan beberapa identifikasi, Bahwa kebutuhan peserta didik untuk menjawab tantangan dan perkembangan zaman, harus menjadi sebuah bahan pemikiran bagi pemangku kepentingan di lembaga pendidikan itu sendiri.
Pendidikan adalah cikal bakal pembentukan kualitas sumber daya manusia tersebut, Karena jika diabaikan maka dampak yang terjadi akan merusak satu generasi, sehingga generasi berikutnya pun akan sulit untuk diperbaiki, ini merupakan sebuah permasalahan yang besar jika kita abaikan. maka dari para pemangku kepentingan harus benar-benar bekerja keras untuk memperbaiki.
Guru merupakan ujung tombak dari perubahan pendidikan tersebut, melalui gurulah apa yang diharapkan oleh pemerintah dapat tersalurkan melalui guru tersebut, Jika guru menjadi sebuah ujung tombak penentu perubahan pendidikan maka Guru jugalah yang harus bekerja keras untuk melakukan reformasi pendidikan secara bersungguh-sungguh, dan memiliki kekuatan untuk melakukan perubahan tersebut, tidak terlepas dari kreativitas dan inovatif yang dimiliki seorang guru tersebut.
Jika seorang guru memiliki peran yang amat besar, maka kolaborasi akan tercipta di satu sekolah tersebut, dengan dipimpin oleh Kepala Sekolah yang handal pada bidangnya, dukungan moril dan dukungan lainnya dapat dipenuhi oleh Kepala Sekolah. Agar sinkronisasi antara guru, sistem pendidikan, dan pemimpin-pemimpin satuan pendidikan terjadi.
By Erli Tarona Putra, S.Pd.I
Syukur Alhamdulillah saya bisa memahami mengapa kurikulum diubah...
BalasHapus